(Foto Kelompok KKNM beserta Dosen Pembimbing Lapangan dan Sesepuh Kampung Adat Cikondang)
Kampung Adat Cikondang berada di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kampung Adat Cikondang merupakan pemukiman yang mayoritas orang sunda. Konon katanya menurut kuncen Kampung Cikondang, di daerah ini ada mata air yang ditumbuhi oleh pohon besar yang dinamakan Kondang. Lalu tempat ini diberi nama Cikondang yaitu perpaduan dari sumber air dan pohon kondang.
Rumah Adat Cikondang merupakan rumah adat yang dimiliki oleh leluhur yang dulu tinggal di Cikondang. Namun sekarang rumah adat hanya tersisa satu dari puluhan yang ada. Sebab dulu terjadi musibah kebakaran besar yang melanda Kampung Adat Cikondang. Rumah-rumah adat yang berusia ratusan tahun hangus terbakar api. Namun ada yang tersisa, yaitu rumah adat milik Bapak Anom Sama dengan lahan seluas 3 hektar yang kini menjadi rumah adat penduduk sekitar.
Untuk kebudayaan yang ada di rumah adat, masih ada hal-hal yang tabu atau masih banyak larangannya. seperti larangan untuk wanita yang sedang berhalangan tidak boleh masuk, tidak boleh sembarangan berbicara, tidak boleh menebang pohon/tanaman sembarangan kecuali untuk keperluan rumah adat sendiri, contohnya untuk renovasi rumah adat, untuk masuk kedalam rumah adat dahulukan kaki kanan dan untuk keluar dahulukan kaki kiri, lalu menurut kunceng rumah adat bagi yang beragama selain islam tidak boleh masuk ke dalam rumah adat. Jika rumah adat akan direnovasi harus menggunakan material yang ada didalam kawasan rumah adat, dan saat merenovasi tidak merubah rumah itu hanya untuk merenovasi yang layak untuk dibenarkan.
Kesenian yang ada dan bertahan sampai saat ini di Kampung Adat Cikondang yaitu kesenian beluk, yang dimaksud kesenian vokal dan dimainkan oleh dua orang, satu orang untuk membaca naskah dan satu orang lainnya menyanyikan bacaan yang berbentuk sinom, kinanti, pupuh, dan lain-lain.
Lalu ada kesenian seni tarawangsa di Cikondang, dan beberapa grup pencak silat, tidak lupa ada seperangkat gamelan.
Lalu ada Upacara Adat Wuku Taun, yang dilaksanakan secara terbuka dan dihadiri oleh kalangan masyarakat sekitar, atau para pejabat yang ingin mengetahui proses wuku taun. peringatan ini dimulai pada tanggal satu muharam yaitu dengan menumbuk padi untuk dipersiapkan dan diolah menjadi dua belas jenis makanan olahan yang nanti disertakan dalam tumpeng yang dimasak pada hari terakhir atau 15 muharam. Bagi masyarakat Adat Cikondang, upacara Adat Wuku Taun ini bertujuan untuk menyambut tahun baru islam yang merupakan tradisi diturunkan dari leluhur. Wuku Taun ini merupakan simbol syukur dan rasa terima kasih kepada Allah SWT atas karunia dan rezekinya.
Syifa Deana Putri
Sastra Sunda 2017
0 komentar:
Posting Komentar