Dalam sektor pariwisata, Kampung Adat Cikondang memilki beberapa potensi yang berbasis Pariwisata Budaya. Para wisatawan baik lokal ataupun mancanegara kerap mengunjungi Kampung Adat Cikondang untuk melakukan Observasi Budaya. Beberapa Tahun terakhir Turis Mancanegara dari Amsterdam, China, Malaysia, dan Inggris sudah menginjakan kaki mereka untuk melakukan Observasi di Kampung Adat ini. Tempat-tempat yang menjadi Destinasi Pariwisata berbasis Budaya di Kampung Cikondang adalah sebagai berikut :
1 Rumah Adat
[Rumah Adat Cikondang]
Rumah Adat yang masih berdiri kokoh hanya tersisa 1 di Kampung ini, awalnya pada Tahun 1942 terdapat 61 Rumah adat namun terjadi kebakaran besar yang hanya menyisakan 1 Rumah Adat. Rumah Adat ini dlindungi dibawah naungan Disdikbud. Rumah adat ini masih sangat Tradisional bahkan Tidak sembarang orang bias masuk kedalamnya. Berikut adalah beberapa aturan bila ingin masuk kedalam Rumah Adat:
-Tidak boleh masuk tanpa izin dari Kuncen
-Hanya boleh masuk pada hari Senin, Rabu, Kamis dan Minggu
-Hanya yang beragama Islam yang diperbolehkan masuk
-Wanita yang sedang halangan tidak diperbolehkan masuk
-Dilarang masuk dengan menggunakan pakaian Dinas dan berkata sombong
-Masuk tidak boleh menggunakan alas kaki
Meskipun terdapat larangan-larangan seperti yang tertulis diatas, ada beberapa kejadian yang terjadi karena larangan tersebut dilanggar. Ada salah satu pengunjung yang masuk kedalam dan mengucap kata-kata yang dilarang, setelah pulang dari Rumah Adat dia langsung terkena stroke dan kasus dimana salah satu pengunjung yang mencoba masuk dengan Baju Dinasnya, setelah itu dia langsung dikeluarkan dari Dinasnya. Hal ini mempertegas bahwa larangan yang ada tidak untuk dipermainkan.
Selain untuk Pariwisata, Rumah adat ini juga digunakan oleh warga setempat untuk melakukan aktivitas bersama, salah satunya untuk melakukan persiapan 15 Muharam dan 17 Agustus. Warga setempat berkumpul di rumah adat untuk saling gotong royong, seperti menunbuk beras dan memasak nasi Tumpeng yang akan dibagikan ke satu Desa.
Untuk kedepannya, warga setempat memiliki rencana untuk memperbaiki Rumah Adat ini, namun tentunya bahan baku harus diperoleh oleh Hutan Adat, sehingga originalitas dari Rumah Adat tidak akan pudar.
2 Batu EON
[Batu EON]
Awal mula kisah batu ini muncul adalah ketika seseorang bernama Eon ingin menyingkirkan batu ini, karena batu ini berada di lokasi pembangunan sehingga harus di Singkirkan, namun batu ini tak kunjung hilang. Sudah beberapa cara di coba bahkan sampai menggunakan Dynamit namun gagal, suatu hari Pak Eon mencabut kembali batu ini dari tanah, namun besoknya beliau meninggal. Sehingga sampai sekarang Batu itu tetap berada ditempatnya. Yang menarik dari Batu ini adalah saat ini dia masih berdiri kokoh di tengah-tengah waduk pengairan, sangat menarik perhatian.
Karena Kampung Adat Cikondang ini masih menjujung tinggi norma dan adat sehingga masih banyak hal tabu dan larangan-larangan yang ada, namun terlepas dari hal itu para warga sangat terbuka akan kehadiran Tamu baik Lokal ataupun Internasional selama masih mengikuti aturan-aturan yang ada.
Masih banyak hal yang perlu dikembangkan dalam Kampung Adat Cikondang serta situs-situs didalamnya, terlebih dalam bidang promosi ataupun marketing, agar nantinya dengan Potensi Pariwisata yang sudah berkembang lebih baik lagi , maka Sektor lainnya pun turut membaik semperti Sektor Ekonomi, Budaya dan lain-lainnya.
Stevie Regina T.S
Sastra Perancis 2016
0 komentar:
Posting Komentar